SEWA / RENTAL MOBIL SOLO
Persaingan dunia
otomotif terutama sebagai jasa penyedia
transpotasi Penyewaan Mobil atau sering kita dengar dengan Istilah Rental Mobil
. Sewa Mobil Solo saat ini menjadi trend dan peluang usaha yang sangat
menjanjikan di dunia traspotasi darat .
Hiruk pikuk
persaingan antar pengelola rental mobil kian sehari semakin ketat dengan
beberapa fasilitas yang mereka tawarkan mulai dari tersedianya beberapa armada
mobil yang bisa menjadi pilihan calon custumer juga fasilitas sopir yang
berpengalaman .
Dalam menyikapi persaingan usaha ini
banyak sekali Rental Mobil Solo memanfaatkan media Online untuk sebagai
Media Pemasaran Untuk mendapatkan tamu dari dalam dan luar kota Solo, Media
Online ini Merupakan Trend Baru di era tahun 2010 sampai 2012 di kalangan
pengelola rental Mobil Kota Solo.
Bila anda sedang
berkunjung di Kota Solo jangan ragu menghubungi kami untuk mencoba bersama Sewa
Mobil Solo yang pasti kami siap memberikan pelayanan yang terbaik sehingga ANDA
merasa nyaman senang dan puas dengan pelayanan Kami
Hubungi :
Muh. Ramelan
081329210973
085642223352
WISATA KOTA SOLO
Kota Solo Terletak
Di Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta Atau Yang Lebih Dikenal Dengan Nama Solo
Ini Terkenal Mempunyai Beberapa Tempat Pariwisata Yang Selalu Menarik Untuk
Dikunjungi Bagi Para Wisatawan Baik Dari Dalam Maupun Luar Negeri. Solo Letaknya
Yang Tidak Jauh Dari Kota Magelang Dan Yogyakarta. Di Mana Kedua Kota Tersebut
Mempunyai Ikon Pariwisata Yang Sangat Terkenal, Misalnya Saja Candi Borobudur Yang
Berada Di Antara Kota Magelang Dan Yogyakarta. Dan Memang Kedua Kota Ini Sudah
Tidak Perlu Ditanyakan Lagi Karena Mempunyai Begitu Banyak Tempat Wisata
Menarik, Yang Menjadikan Orang-Orang Yang Berkunjung Ke Kedua Kota Tersebut
Sering Juga Singgah Ke Kota Solo Untuk Juga Menikmati Wisata Di Sana. Terdapat Banyak
Tempat Wisata Kota Surakarta Yang Menarik Bagi Anda.
Solo Juga Terletak
Di Jalur Yang Sangat Strategis, Yaitu Berada Di Tengah Jalur Perjalanan Semarang
– Yogyakarta Dan Yogyakarta – Surabaya. Wilayah Di Sekitar Solo Sering Disebut Surakarta
Karena Dulunya Merupakan Bekas Wilayah Karesidenan. Terletak Di Jalur Yang
Sangat Strategis Menjadikan Solo Sering Dijadikan Tempat Singgah Bagi
Orang-Orang Yang Melewatinya. Hal Ini Menjadikan Keberadaan Kota Solo Semakin
Terkenal Ditambah Dengan Adanya Beberapa Tempat Wisata Di Solo Yang Sangat
Menarik Untuk Dikunjungi Menjadikan Solo Kota Wisata Paling Ramai Di Jawa
Tengah.
Bagi Anda Yang
Tertarik Untuk Menikmati Berbagai Tempat Wisata Di Kota Solo Ini Berikut Daftar
Tempat Wisata Di Solo Yang Bisa Anda Kunjungi.
Keraton
Surakarta
Untuk Tempat
Wisata Budaya Di Kota Solo Yang Dapat Anda Kunjungi Adalah Keraton Surakarta. Khusus
Untuk Keraton Surakarta Ini Adalah Objek Yang Wajib Anda Kunjungi. Bernama Lengkap
Keraton Surakarta Hadiningrat Yang Merupakan Istana Kasunanan Surakarta. Didirikan
Sunan Pakubuwono II Pada Tahun 1744 Menggantikan Keraton Kartasura Yang Hancur
Pada Tahun Sebelumnya. Keraton Surakarta Pernah Menjadi Saksi Penyerahan
Kerajaan Mataram Kepada VOC Tahun 1749. Hingga Saat Ini Bangunan Ini Masih
Dijadikan Tempat Tinggal Bagi Keluarga Keraton Yang Masih Menjalankan Tradisi
Kerajaan. Sebagian Sudut Keraton Dijadikan Museum Untuk Menyimpan Barang-Barang
Koleksi Kasunanan. Bangunan Keraton Ini Juga Termasuk Sebagai Bangunan Istana Jawa
Dengan Arsitektur Terbaik.
KRATON SURAKARTA
HADININGRAT
Sebagai salah satu
rahim kebudayaan Jawa, Kraton Kasunanan Surakarta tetap berdiri tegak menjadi
monumen kejayaan budaya Jawa Kuno dengan sentuhan Eropa yang menawan.
KRATON SURAKARTA
HADININGRAT - Istana Jawa Kuno dengan Sentuhan Eropa
Kraton Surakarta
Hadiningrat atau yang kemudian lebih dikenal sebagai Kraton Kasunanan Surakarta
telah berdiri sejak ratusan tahun lalu. Kraton ini adalah “penerus” dari
Kerajaan Mataram Islam. Setelah berganti-ganti pusat pemerintahan mulai dari
Kotagede, Pleret hingga Kartasura, pemberontakan kuning oleh etnis Tionghoa
memaksa Mataram untuk memindahkan Kratonnya ke Desa Sala. Konflik internal dan
campur tangan Belanda kemudian memaksa kerajaan ini pecah menjadi Kasunanan
Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta pada tahun 1755 melalui perjanjian Giyanti.
Perjalanan diawali
dari gerbang Kraton paling utara yaitu gapura Gladag. Gapura ini dijaga oleh
dua arca Dwarapala bersenjata gada. Menyusuri ruas jalan yang teduh dengan
pohon beringin tua di kanan kirinya, Kami sampai di Alun-Alun Utara. Layaknya
gaya khas sebuah tata kota tua, Kraton Kasunanan Surakarta terletak dalam satu
kompleks dengan Alun-Alun dan Masjid Agung. Sebuah pendapa terbuka besar
berdiri megah tepat di seberang alun-alun, sementara bangunan utama kraton
berada di belakangnya. Di dalam bangunan utama ini terdapat sebuah museum yang
dulunya merupakan kompleks perkantoran pada jaman Paku Buwono X. Bangunan ini
terbagi atas 9 ruang pameran yang berisi aneka macam benda dan pusaka
peninggalan Kraton, hingga diorama kesenian rakyat dan upacara pengantin
kerajaan lengkap dengan berbagai macam peralatannya.
Sebuah lorong
sempit menghubungkan museum dengan kompleks utama kraton. Untuk menghormati
adat istiadatnya, kita tidak diperbolehkan mengenakan celana pendek, sandal,
kaca mata hitam, dan baju tanpa lengan. Sandal juga dilepas dan kita harus
berjalan tanpa alas kaki di atas pasir pelataran yang konon diambil dari Pantai
Selatan. Pohon Sawo Kecik yang menaungi pelataran membuat udara senantiasa
sejuk. Secara jarwa dhosok, nama pohon itu dimaknai sebagai lambang yang
artinya sarwo becik atau serba baik. Yang menarik adalah patung-patung Eropa
yang menghiasi istana sehingga menghasilkan kombinasi apik arsitektur Jawa Kuno
dengan sentuhan Eropa. Patung-patung ini merupakan hadiah dari Belanda yang
dulu memang memiliki hubungan sangat dekat dengan Kasunanan Surakarta. Sebuah
menara tinggi di sebelah selatan pelataran bernama Panggung Songgobuwono
menjadi ciri khas kraton ini.
Belum puas
menjelajahi bangunan kraton, Kami meminta seorang tukang becak untuk mengantar
mengelilingi seluruh kompleks kraton. Duduk santai di dalam becak menyusuri
jalan-jalan di dalam kraton menjadi pengalaman tersendiri. Sampai di Alun-Alun
Selatan, terlihat dua gerbong kereta tua terparkir disana, yaitu Kereta Pesiar
Raja dan Kereta Jenazah. Namun gerbong-gerbong ini sudah tidak lagi berfungsi
karena rel-relnya sudah banyak yang berubah menjadi pemukiman penduduk. Di sisi
alun-alun yang lain, sekawanan kerbau putih yang terkenal dengan sebutan kebo
bule Kyai Slamet terlihat asyik merumput. Kerbau-kerbau ini dianggap keramat
oleh masyarakat Solo dan selalu diarak pada kirab sekatenan ataupun kirab malam
1 Sura.
Jadwal Buka
Senin - Kamis pk
09.00 - 14.00 WIB
Sabtu - Minggu pk
09.00 - 13.00 WIB
Harga Tiket
Bangsal Pagelaran:
Rp 2.500
Museum: Rp 8.000
Ijin kamera/video:
Rp 3.500
Grojogan Sewu
Tawangmangu
Untuk Wisata Alam
Dalam Daftar Tempat Wisata Di Solo Yang Paling Terkenal Adalah Tawangmangu Yang
Terletak Di Dataran Tinggi Kota Solo. Suasana Tempat Ini Di Pagi Hari Sungguh
Sangat Eksotis. Dengan Dinginnya Udara Khas Pegunungan Dan Kabut Yang
Menyelimuti Memberikan Kesan Berbeda Yang Dapat Kita Rasakan. Di Tempat Ini
Juga Sudah Difasilitasi Tempat Untuk Outbond. Terdapat Flying Fox, Arung Jeram,
Kolam Pemancingan Dan Kereta Pohon. Di Sini Juga Terdapat Air Terjun Setinggi
81 M Yang Memang Sudah Terkenal Dan Banyak Orang Sudah Tau Bernama Grojogan
Sewu.
TAWANGMANGU
Tawangmangu
menawarkan keindahan alam dan kesejukan lereng Gunung Lawu. Menikmati hamparan
persawahan pagi hari yang berkabut atau mencicipi sate kelinci di kawasan
hulatan lindung Grojogan Sewu akan membuat Anda ketagihan.
TAWANGMANGU -
Menikmati Segarnya Air Terjun Grojogan Sewu di Lereng Gunung Lawu
Meski berada di
garis ekuator dengan suhu udara panas dan lembab, Indonesia dianugerahi dengan
banyak pegunungan yang menawarkan kesejukan. Salah satunya adalah Tawangmangu,
kurang lebih 37 km sebelah timur Solo. Meskipun terletak di lereng gunung,
kawasan wisata ini termasuk salah satu yang paling mudah untuk dikunjungi.
Angkutan bus umum hampir setiap saat siap mengantar para wisatawan sampai ke
terminal utama. Perjalanan darat selama kurang lebih 1,5 jam dari terminal Solo
sudah menjadi daya tarik tersendiri. Pemandangan indah areal persawahan di kiri
dan kanan jalan siap menyapa begitu memasuki wilayah Karanganyar.
Suasana pagi
Tawangmangu sangat indah dan eksotik. Udara dingin khas pegunungan dan kabut
dari puncak gunung yang menyelimuti memberikan aura keindahan tersendiri.
Berjalan-jalan sambil menikmati indahnya areal persawahan, melihat aktivitas
penduduk di pagi hari, ataupun menjelajahi pasar sangat manjur untuk
menghilangkan penat dari kesibukan sehari-hari. Tawangmangu juga populer dengan
produksi sayur dan buah-buahan segar. Sawah-sawah yang ditanami sawi, wortel,
lobak, strawberry, dan aneka hasil bumi lainnya membentang dimana-mana.
Kami juga
mengunjungi sebuah air terjun setinggi 81 meter yang terletak di kawasan ini.
Grojogan Sewu yang berarti "seribu air terjun", air terjun ini terletak
di dalam sebuah kawasan hutan lindung seluas 20 ha. Area wisata ini juga
dilengkapi dengan fasilitas flying fox, arung jeram kecil, duta playground
dengan pemancingannya, dan arena outbond dengan taman lalu lintas dan kereta
pohon. Tak hanya manusia, ribuan kera juga betah berlama-lama di sini. Mereka
berkeliaran dengan bebas tanpa rasa takut pada manusia. Meskipun nampak jinak,
namun kita harus tetap waspada karena sewaktu-waktu mereka bisa tiba-tiba
mengambil tas ataupun barang bawaan lainnya.
Pedagang makanan
dan minuman bertebaran di sekitar air terjun, siap menjadi tempat melepas lelah
atau bersantai menikmati udara segar di bawah pepohonan rindang. Makanan yang
paling terkenal adalah sate kelinci. Daging kelinci yang sedikit alot namun
memiliki serat daging yang lembut dipadu dengan sambal kacang, irisan cabe dan
bawang merah, disajikan bersama lontong. Menurut para ahli, selain rendah
kolesterol daging kelinci juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Daging
kelinci mengandung zat yang disebut senyawa kitotefin. Senyawa ini apabila
digabungkan dengan senyawa lain seperti omega 3 dan 9 disinyalir bisa untuk
menyembuhkan penyakit asma. Berdasarkan pengalaman beberapa orang, daging ini
juga berkhasiat menurunkan kadar gula bagi para penderita diabetes, sementara
otaknya berkhasiat sebagai penyubur kandungan wanita.
Jadwal Buka
Senin - Minggu pk
08.00 - 16.00 WIB
Idul Fitri pk
06.00 - 18.00 WIB
Harga Tiket
Pengunjung
domestik: Rp 18.000
Pengunjung
mancanegarak: Rp 18.000
Pelajar: Rp 9.000
CANDI CETHO
Berbeda dengan
candi-candi lainnya, candi Hindu ini terkesan misterius dan sangat kental aura
spiritualnya. Selain menjanjikan ketenangan dan keindahan pemandangan,
perjalanan ke Candi Cetho adalah sebuah tantangan keberanian dan uji nyali
tersendiri.
CANDI CETHO -
Mencari Kebeningan Hati di Ketinggian 1400 m
Dalam bahasa Jawa,
cetho berarti jelas atau jernih. Berada pada ketinggian 1400 meter di lereng
Gunung Lawu, Candi Cetho hanya bisa dicapai melalui jalan aspal sempit,
menanjak curam dan berkelok-kelok. Rasa was-was dan takut akan terbayar lunas
begitu sampai di kompleks candi. Sejuknya udara pegunungan dan indahnya
pemandangan alam akan menjadi teman setia menjelajahi Candi Cetho.
Gapura yang
berdiri menjulang dengan anggun di bawah langit akan langsung membawa ingatan
kita pada gapura-gapura di Pulau Dewata, Bali. Dua buah patung penjaga yang
berbentuk mirip dengan patung pra sejarah berdiri membisu di bawahnya. Kawasan
candi ini membentang pada sebuah lahan berundak dan dibangun pada akhir
kekuasaan Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Brawijaya V. Di salah
satu terasnya terdapat susunan batu dengan pahatan berbentuk matahari yang
menggambarkan Surya Majapahit, lambang Kerajaan Majapahit. Candi ini pertama
kali ditemukan sebagai reruntuhan batu dengan 14 teras berundak. Namun sekarang
hanya tertinggal 13 teras, 9 diantaranya telah dipugar.
Sebagai tempat
pemujaan Dewa Siwa, candi ini dihiasi dengan arca phallus yang menjadi symbol
Siwa. Terdapat juga patung Brawijaya V serta penasehatnya dan susunan batu
berbentuk lingga dan yoni berukuran dua meter. Bangunan utama berbentuk
trapesium berada di teras paling atas. Sampai saat ini Candi Cetho masih
dipergunakan oleh penduduk sekitar sebagai tempat beribadah. Mereka meletakkan
sesajen di arca-arca kemudian naik ke teras tertinggi untuk ritual keagamaan.
Harum bunga sesaji dan dupa ditambah dengan kabut yang sering turun menyelimuti
area candi memberi kesan mistis.
Dewi Saraswati
dari Bali
Kabut yang mulai
menyelimuti dan awan tebal yang mulai berarak datang tidak menyurutkan niat Kami
untuk menyambangi Puri Dewi Saraswati di kompleks ini. Keluar dari pintu
samping, Kami naik lebih tinggi lagi ke atas bukit. Nafas terasa nyaris putus
akibat mendaki bukit dengan setengah berlari. Sekitar 300 meter kemudian
sampailah di puri yang lebih mirip seperti sebuah taman ini. Bangunan utamanya
adalah lapangan terbuka berlantai batu. Sebuah kolam dengan patung Dewi
Saraswati berdiri anggun di atasnya. Dengan latar belakang pohon-pohon pinus,
patung Dewi Ilmu Pengetahuan sumbangan dari Propinsi Bali ini nampak
memancarkan aura magis tersendiri. Di sebelah kanannya terdapat sebuah jalan
kecil menuju ke Sendang Pundi Sari yang dulunya berfungsi sebagai tempat
penyucian diri sebelum sembahyang di candi. Entah hawa apa yang membuat kami
merasa betah berlama-lama berada di puri ini. Namun gerimis mulai turun, dan
tidak terbayangkan perjalanan turun dalam guyuran air hujan. Kembali dengan
setengah berlari kami menuruni bukit. Anehnya, setelah beberapa ratus meter
turun, kabut lenyap dan matahari kembali bersinar.
Candi Cetho
menjadi tempat yang sempurna bagi para traveler yang mencari kebeningan hati.
Menyaksikan penduduk setempat melaksanakan ritual keagamaan di candi ini akan
menjadi pengalaman tersendiri.
Jadwal Buka
Senin - Minggu pk
09.00 - 17.00 WIB
Harga Tiket
Pengunjung
domestik: Rp 2.500
Pengunjung
mancanegara: Rp 10.000
KAMPOENG BATIK
LAWEYAN
Anda menyusuri
sebuah kampung tua sambil berbelanja batik, melihat proses pembuatan batik serta
mengagumi keindahan istana para saudagar batik tempo dulu.
KAMPOENG BATIK
LAWEYAN - Menyusuri Kampoeng Batik nan Eksotik
Laweyan, sebuah
kampung tua yang memiliki sejarah lebih panjang daripada Surakarta sendiri.
Sudah ada sejak jaman Kerajaan Pajang pada abad XIV, Laweyan dulu adalah pusat
perdagangan pakaian. Namanya berasal dari kata "lawe", berarti benang
dari kapas yang dipintal. Seorang sesepuh desa bernama Kyai Ageng Henis adalah
orang yang bisa dibilang paling berjasa bagi kemajuan daerah ini. Beliau tidak
hanya mengajarkan ilmu agama, namun juga mengajarkan ilmu dan seni membatik
pada masyarakat sekitar. Seni batik ini terus berkembang pesat hingga sekarang.
Memasuki kampung
Laweyan, hampir seluruh rumah penduduk yang umumnya berukuran besar dan megah
merangkap fungsi sebagai showroom batik. Mulai dari batik seharga puluhan ribu
hingga jutaan rupiah bisa dibeli disini. Beberapa tempat bahkan menawarkan
kesempatan untuk melihat langsung proses pembuatannya. Bagi yang ingin belajar
membatik, jangan khawatir karena ada paket kursus singkat yang juga tersedia.
Masuk semakin
dalam, tembok-tembok tua dan tinggi berdiri kokoh mengapit gang sempit.
Dibaliknya berdiri istana para saudagar batik tempo dulu. Pada masa kejayaannya
beberapa ratus tahun yang lalu para saudagar batik ini memang kaya raya, bahkan
melebihi kekayaan para bangsawan kraton. Dengan kekayaannya itu, mereka
berlomba-lomba membangun istananya masing-masing. Sebagian besar usaha para
saudagar ini masih diteruskan oleh generasi berikutnya hingga sekarang.
Memasuki showroom batik mereka, kita akan mendapatkan bonus tersendiri.
Berbelanja batik sambil menikmati istana megah dengan arsitektur Jawa Kuno yang
indah dalam pengaruh gaya Eropa, China dan Islam.
Tak hanya itu,
Laweyan juga kaya akan situs sejarah. Kami sempat mengunjungi masjid tertua di
Solo yang dibangun hampir 5 abad yang lalu, serta Museum Samanhudi, salah satu
tokoh pergerakan nasional. Masih terus berbenah, Kampoeng Batik Laweyan dengan
bermacam pesona wisata yang ditawarkan layak menjadi salah satu tujuan wisata
Anda di Solo. Menyusuri kampung tua nan eksotik sambil memanjakan diri dengan
aneka koleksi batik cantik akan menjadi pengalaman wisata yang tidak terlupakan.
PASAR TRIWINDU
Banyak traveler
menyempatkan diri untuk berburu barang-barang antik di Pasar Triwindu ketika
berwisata di Solo. Jika beruntung, kita bahkan bisa mendapatkan pusaka dari
Kraton Surakarta.
PASAR TRIWINDU -
Berburu Harta Karun di Surga Barang Antik
Sebagai salah satu
pusat kebudayaan Jawa, Solo memiliki banyak harta karun berupa barang-barang
pusaka dan antik. Pasar Triwindu (sekarang bernama Pasar Windujenar) adalah
salah satu pasar barang antik yang populer di Pulau Jawa. Persis di depan pintu
masuk pasar, Anda akan disambut oleh patung laki-laki dan perempuan Jawa sedang
duduk bersila di atas panggung batu.
Menyusuri
lorong-lorong pasar dengan barang-barang antik yang bertaburan di kanan
kirinya, akan membuat kita merasa berada di surga barang antik. Aneka koleksi
kain batik, uang dan koin kuno, cap batik, gramofon tua dari Eropa,
wayang-wayang yang terlukis di papan kayu tua, sepeda dari tahun 1930an, hingga
berbagai benda yang diklaim sebagai fosil makhluk purba dari Sangiran bisa
ditemukan disini. Tidak ketinggalan pula lukisan-lukisan tua, lampu minyak,
patung-patung Budha, hingga setrika arang. Tidak hanya itu saja, pasar ini juga
akan memberikan kepuasan tersendiri bagi para kolektor dan penggila otomotif
karena bisa mendapatkan onderdil langka yang sudah tidak diproduksi lagi.
Tidak semua barang
yang dijual di Pasar Triwindu merupakan barang yang benar-benar antik. Sebuah
barang yang diklaim penjualnya berusia ratusan tahun mungkin saja baru dibuat
beberapa minggu lalu. Namun jika beruntung, Anda bisa mendapatkan pusaka yang
dulunya adalah milik kraton. Berbagai spekulasi berkembang mengenai keberadaan
benda-benda milik kraton di pasar ini. Namun pihak kraton mengatakan bahwa
benda-benda itu kemungkinan adalah benda yang dihadiahkan pada abdi dalem dan
kemudian dijual, atau didapatkan oleh orang yang membeli dari kerabat kraton.
Berbelanja di Pasar Triwindu sungguh membutuhkah ketelitian dan keahlian
tawar-menawar, jadi jangan ragu untuk menawar setengah harga.
Sampai sekarang,
Pasar Windujenar masih melayani sistem barter. Anda bisa menukar koleksi dengan
barang antik yang lain, tentu saja dengan negosiasi dan kesepakatan tentang
nilai barang yang ingin dibarter. Jika Anda wisatawan yang ingin membeli
oleh-oleh, ataupun sekedar ingin menikmati suasana kota Solo yang sesungguhnya,
Pasar Windujenar layak menjadi pilihan.
Jadwal Buka
Senin - Minggu pk
09.00 - 16.00 WIB
Pasar Klewer
Sebagai Pasar
Batik Terbesar Di Indonesia, Pasar Klewer Sangat Sayang Jika Dilewatkan,
Terutama Bagi Pecinta Wisata Belanja. Mulai Dari Batik Cap Kain Katun Seharga
Belasan Ribu, Hingga Batik Tulis Sutra Seharga Jutaan Rupiah Tersedia Disini.
Pasar Klewer -
Pasar Batik Nan Legendaris
Menurut Cerita,
Jaman Penjajahan Dulu Pasar Klewer Berfungsi Sebagai Tempat Pemberhentian
Kereta. Masyarakat Pun Memanfaatkannya Sebagai Tempat Untuk Menjual Berbagai
Macam Produk Kepada Para Penumpang Hingga Akhirnya Terkenal Dengan Nama Pasar
Slompretan. Kata Slompretan Berasal Dari Slompret (Terompet) Karena Suara
Kereta Yang Akan Berangkat Mirip Dengan Suara Terompet Ditiup. Pasar Slompretan
Ini Juga Dijejali Dengan Pedagang Kecil Yang Menjual Tekstil Khususnya Batik.
Para Pedagang Ini Menjajakan Batiknya Dengan Cara Dipanggul Di Pundak, Sehingga
Batiknya Terlihat Berkleweran Atau Berjuntaian. Seiring Dengan Perjalanannya,
Pasar Ini Kemudian Lebih Terkenal Dengan Nama Pasar Klewer.
Pada Tahun 1970an,
Pasar Ini Dibangun Menjadi Sebuah Bangunan Permanen Berlantai Dua Yang Cukup
Luas. Pembeli Juga Akan Lebih Leluasa Berbelanja Karena Pasar Dengan Lebih Dari
Dua Ribu Unit Kios Ini Memiliki Tangga-Tangga Yang Cukup Luas Sehingga Tidak
Ada Kesan Berdesak-Desakan.
Pusat Grosir Batik
Dan Tekstil Murah
Menyusuri
Lorong-Lorong Yang Cukup Lebar Dari Satu Blok Ke Blok Yang Lainnya, Beragam
Jenis Pakaian Berbahan Batik Seolah Memanggil Pengunjung Untuk Membelinya.
Mulai Dari Jenis Kebaya, Kain, Baju Resmi, Hingga Kaos Batik, Daster, Blouse
Cantik Dan Pakaian Anak-Anak. Tak Hanya Batik Solo, Pasar Ini Juga Memiliki
Koleksi Batik Banyumas, Pekalongan, Madura, Yogyakarta, Dan Lain-Lain. Anda
Dapat Dengan Mudah Menemukan Batik Cap Seharga Belasan Ribu Maupun Batik Tulis
Kualitas Terbaik Dengan Harga Lebih Murah Dari Pada Butik-Butik Terkenal.
Kemahiran Menawar Akan Sangat Membantu Mendapatkan Harga Terbaik. Tak Hanya
Dijual Eceran, Kebanyakan Kios Juga Melayani Pembelian Grosir Dengan Harga Yang
Jauh Lebih Murah.
Naik Ke Lantai
Dua, Anda Akan Menemukan Aneka Jenis Tekstil, Seperti Seragam Sekolah, Kaos,
Jaket, Dasi, Kain Bahan Katun Hingga Sutra. Uniknya, Di Pasar Ini Juga Terdapat
Beberapa Orang Penjahit Yang Siap Menyulap Kain Yang Baru Saja Anda Beli
Menjadi Jenis Pakaian Yang Anda Inginkan Dalam Waktu Kurang Dari Satu Hari.
Lelah Berbelanja
Mengelilingi Pasar Tekstil Ini, Anda Bisa Berjalan Ke Depan Ataupun Samping
Pasar. Berbagai Warung Makanan Siap Menjadi Tempat Melepas Lelah Sekaligus
Mencicipi Aneka Makanan Khas Solo. Nasi Pecel, Nasi Liwet, Tengkleng, Timlo, Es
Dawet, Es Gempol Dan Berbagai Jenis Makanan Dan Minuman Lainnya Siap Menjadi
Penawar Dahaga Anda.
Tips Merawat Batik
Untuk Menjaga Dan
Merawat Batik Anda Agar Tetap Cantik, Ada Beberapa Tips Yang Layak Dicoba.
1.
Hindari Mencuci Batik Menggunakan
Mesin Cuci Dan Deterjen. Cucilah Dengan Tangan Menggunakan Shampo Yang Telah
Dilarutkan Dalam Air Atau Sabun Mandi.
2.
Jemur Di Tempat Yang Teduh Tanpa
Diperas Terlebih Dahulu. Hindari Menjemur Di Bawah Sinar Matahari Langsung Dan
Biarkan Kering Secara Alami.
3.
Lapisi Batik Dengan Kain Lainnya Jika
Hendak Disetrika. Hindarkan Terkena Panas Langsung Dari Setrikaan.
4.
Hindari Menyemprotkan Pewangi
Pakaian, Pelembut Pakaian Ataupun Parfum Langsung Ke Batik.
Jadwal Buka
Senin - Minggu Pk
09.00 - 16.30 Wib
MUSEUM MANUSIA
PURBA SANGIRAN
Sangiran, telah
ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu World Heritage Site. Di situs ini
ditemukan ribuan fosil yang jumlahnya hampir separo dari seluruh fosil manusia
purba di dunia. Ke Sangiran, Anda seolah dibawa kembali ke masa ribuan tahun
lalu.
MUSEUM MANUSIA
PURBA SANGIRAN
Desa Sangiran,
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen
MUSEUM MANUSIA
PURBA SANGIRAN - Perjalanan Menembus Waktu ke Jaman Manusia Purba
Situs Manusia
Purba Sangiran terletak 18 km di sebelah utara Solo dengan luas kurang lebih 56
kilometer persegi. Tidak ada yang berbeda ketika memasuki kawasan ini.
Rumah-rumah penduduk, sekolah, dan hutan-hutan kecil terlihat sama saja dengan
wilayah lainnya. Baru setelah masuk semakin dalam nampak rumah-rumah penduduk
yang juga berfungsi sebagai toko-toko suvenir khas benda peninggalan jaman
purba.
Akhirnya sampailah
Kami di Museum Purbakala Sangiran. Museum seluas 1,6 ha ini dibangun menempel
pada sebuah bukit dan memutar sampai ke puncaknya. Kita harus berjalan
mengitari lereng bukit untuk bisa sampai ke ruang pameran yang pertama. Ruang
pameran yang pertama berada di dalam sebuah gua besar yang kemudian dibangun
berdinding beton dan berisi gambar-gambar tentang bagaimana bumi terbentuk,
fosil gigi dan tengkorak purba, tulang-tulang hewan purba, serta diorama
evolusi manusia dan diorama contoh aktifitas manusia purba.
Keluar dari ruang
pameran pertama, pengunjung harus mendaki puluhan anak tangga untuk mencapai
ruang pameran kedua yang terletak di puncak bukit. Di ruang pameran kedua ini
pengunjung bisa melihat berbagai jenis tengkorak manusia purba dari berbagai
jaman dan tempat, tulang paha mammoth, tengkorak kerbau purba, berbagai jenis
senjata, batu-batu fosil, dan lain sebagainya.
Situs Kunci
Mempelajari Teori Evolusi Manusia
Situs Manusia
Purba Sangiran berawal ketika pada tahun 1930an seorang antropologis Jerman
bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald menemukan fosil-fosil manusia
purba di Sangiran. Penemuan fosil-fosil dalam penggalian dan penelitian ini
menguatkan teori adanya evolusi manusia dari manusia kera hingga menjadi
manusia seperti saat ini. Paling tidak ditemukan fosil dari 5 jenis manusia
purba yang berbeda. Penemuan ini sangat mencengangkan dan menjadi kunci utama
dalam perkembangan teori evolusi manusia. Sangiran menjadi situs yang
menyumbangkan hampir 50% dari penemuan fosil manusia pra sejarah di dunia.
Tak hanya manusia
dan kehidupan pra sejarah, ditemukan juga fosil makhluk bawah laut sehingga
menimbulkan teori bahwa Pulau Jawa terangkat dari dasar laut jutaan tahun yang
lalu. Bahkan pada tahun 1980an, para ilmuwan digemparkan dengan penemuan fosil
utuh seekor mammoth dengan tinggi 4 meter. Fosil ini sekarang disimpan di
Museum Geologi Bandung. Karena kontribusi terhadap dunia arkeologi,
antropologi, geologi dan ilmu pengetahuan yang begitu besar, UNESCO menetapkan
Sangiran sebagai Warisan Kebudayaan Dunia ke 593 pada 5 Desember 1996 di
Merida, Meksiko. Kemudian dibangunlah Museum Manusia Purbakala untuk menyimpan
dan memamerkan fosil-fosil yang ditemukan.
Puluhan kios
berjajar di depan museum, tempat para penduduk setempat menjual suvenir dan
cinderamata khas peninggalan pra sejarah, mulai dari benda-benda yang diklaim
sebagai tulang dan gigi manusia ataupun hewan purba, patung-patung dari tanah
endapan dengan serat daun tumbuhan purba, hingga aneka kalung, gelang dan
perhiasan dari batu-batu kali dan kayu fosil. Terdapat juga gardu pandang
dimana kita bisa menikmati pemandangan hampir seluruh area situs Sangiran.
Jadwal Buka
Selasa - Minggu pk
08.00 - 16.00 WIB
Harga Tiket
Pengunjung
domestik: Rp. 3.000
Pengunjung
mancanegara: Rp. 7.500
MUSEUM BATIK KUNO
DANAR HADI
UNESCO telah
menetapkan batik sebagai salah satu warisan budaya asli Indonesia. Museum Batik
Danarhadi adalah museum batik terbaik dan terlengkap di dunia, memiliki lebih
dari sepuluh ribu helai kain batik, salah satunya adalah Batik Snow White.
MUSEUM BATIK KUNO
DANAR HADI
Jl. Slamet Riyadi
261 Surakarta
Phone: +62 271
714326
MUSEUM BATIK KUNO
DANAR HADI - Museum Batik Terlengkap di Dunia
Batik sudah
menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Teknik pewarnaan
kain ini menggunakan lilin batik (malam) untuk mencegah masuknya warna di
bagian-bagian tertentu. Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik
Indonesia sebagai salah satu Warisan Kebudayaan Dunia. Didorong oleh
kecintaannya terhadap batik, Haji Santosa Doellah yang juga pemilik usaha Batik
Danarhadi ini mengumpulkan batik dari seluruh penjuru negeri. Hingga kini
koleksinya sudah mencapai lebih dari sepuluh ribu lembar kain batik kuno, 600
di antaranya dipamerkan di Museum Batik Danarhadi.
Dari Batik Kraton,
Batik Belanda, hingga Batik Tiga Negeri
Seorang pemandu
menyapa dengan ramah dan kemudian mendampingi tour 1,5 jam menjelajah museum.
Ruang galeri pertama berisi koleksi Batik Belanda yang sebagian besar berbentuk
sarung dengan dominasi motif bunga, dedaunan, hewan terutama burung dan
kupu-kupu. Batik Belanda umumnya tampil dengan warna-warna cerah seperti merah,
hijau, oranye, dan merah jambu. Di dinding terpajang foto-foto orang Belanda
yang sedang mengenakan kain batik.
Ruang galeri kedua
dipenuhi dengan koleksi Batik Kraton, baik Kraton Surakarta, Mangkunegaran,
Yogyakarta, maupun Pakualaman. Motif batik dari keempat kraton ini hampir sama,
hanya modifikasi motif dan cara pemakaiannya saja yang berbeda. Ada pula
koleksi yang disebut dengan Batik Tiga Negeri. Batik yang menggunakan tiga
warna yaitu merah, biru, dan coklat ini ternyata dibuat di tiga tempat yang
berbeda. Pemberian warna merah dikerjakan di Lasem, warna biru di Pekalongan,
sementara warna coklat di Solo. Karena itulah jenis batik ini dinamakan Batik
Tiga Negeri.
Koleksi lain yang
bisa dinikmati adalah Batik China, Batik Jawa Hokokai (batik yang terpengaruh
oleh kebudayaan Jepang), Batik Pesisir (Kudus, Lasem, Pekalongan), Batik
Sumatra, Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Kontemporer, dan berbagai jenis
batik lainnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah Batik Cirebon. Selain
pengaruh China, jenis batik ini memiliki motif-motif sayap yang menunjukkan
pengaruh budaya Hindu dari Kerajaan Mataram Kuno.
Yang tidak boleh
dilewatkan adalah koleksi spesial museum ini. Ada beberapa koleksi batik kuno
dengan motif unik yang terinspirasi oleh cerita rakyat ataupun cerita legenda.
Salah satunya adalah motif Snow White. Batik ini dibuat dengan motif berupa
gambar-gambar yang bertutur tentang cerita Snow White. Cerita dimulai ketika
ibu tiri Snow White diberitahu oleh cermin ajaib bahwa Snow White adalah wanita
tercantik di negeri mereka. Ini membuat sang ibu tiri marah dan membuangnya ke
dalam hutan. Gambar-gambar terus berlanjut menceritakan kehidupan Snow White di
dalam hutan bersama tujuh kurcaci, makan apel beracun, sampai dengan
pertemuannya dengan pangeran yang membangunkannya dari tidur panjang. Batik
Snow White yang termasuk dalam jenis Batik Belanda ini didesain oleh wanita
Indo-Belanda pada pertengahan abad ke 19. Meskipun demikian, pengerjaannya
tetaplah dikerjakan oleh orang-orang Indonesia. Selain itu masih ada beberapa
batik dengan motif yang bercerita tentang Hans and Gretel, Little Red Riding
Hood, dan bahkan cerita Perang Diponegoro.
One Stop Batik
Shopping
Pemandu tour
kemudian membawa Kami ke bagian belakang museum. Suasana kontras langsung
terasa. Keanggunan ruang pameran berganti dengan suasana pabrik yang dinamis.
Di ruang besar tanpa sekat itu ratusan orang sibuk mengerjakan proses pembuatan
batik dari awal sampai akhir. Bila ingin mempelajari teknik pembuatan ini lebih
dalam lagi, museum juga menawarkan paket workshop pembuatan batik tulis satu
warna selama 5 hari.
Puas menikmati
koleksi batik-batik antik dan menyaksikan proses pembuatan batik yang rumit,
mata kemudian dimanjakan oleh koleksi batik cantik dalam berbagai produk.
Kemeja resmi, gaun-gaun cantik, hingga sarung bantal dan aneka produk lainnya
bisa dibeli disini. Museum Batik Danarhadi dengan konsep One Stop Batik
Shopping ini benar-benar menjadi surga wisata bagi para pecinta batik, baik
lokal maupun internasional.
Jadwal Buka
Senin - Minggu pk
09.00 - 16.30 WIB
Harga Tiket
Pengunjung
domestik: Rp. 25.000
Pengunjung
mancanegara: Rp. 25.000
Pelajar: Rp.
15.000
CANDI SUKUH
Candi Sukuh
merupakan salah satu candi paling menarik di Asia Tenggara. Candi ini penuh
dengan ornamen erotis. Yang tidak kalah unik, bangunannya mirip dengan piramid
Suku Maya di Amerika Tengah. Sayang, candi ini belum banyak diketahui orang.
CANDI SUKUH -
Candi Erotis yang Belum Banyak Diketahui
Tidak seperti
Candi Khajuraho di India yang sudah mendunia, Candi Sukuh memang belum banyak
diketahui orang. Jangankan Anda, orang Jogja saja masih banyak yang tidak
mengetahui keberadaan candi ini. Mungkin karena letaknya yang terpencil di
lereng Gunung Lawu pada ketinggian lebih dari seribu meter dpl. Dari Terminal
Tirtonadi Solo, Anda bisa naik bis umum jurusan Solo-Tawangmangu dan turun di
Karang Pandan, dilanjutkan dengan minibus jurusan Kemuning dan disambung dengan
ojek hingga ke kawasan candi. Bila membawa kendaraan sendiri, disarankan untuk
memakai mobil diesel bertenaga 2000 cc atau lebih untuk memudahkan perjalanan
melewati beberapa tanjakan curam.
Relief Tanpa
Busana dan Patung Tanpa Kepala
Kompleks candi
tidak begitu luas. Menempati sebidang tanah berundak, gapura utama Sukuh tidak
berada tepat ditengah melainkan di sebelah kanan depan. Sisi kanan dan kiri
dihiasi dengan beberapa relief. Sebuah tangga batu yang cukup tinggi membawa Kami
ke lorong gapura yang ternyata dihalangi dengan rantai. Untuk naik ke teras
kedua, Kami harus turun lagi dan berjalan memutar lewat sebelah kanan. Dari
teras kedua barulah nampak dengan jelas bentuk relief di sisi gapura ini. Salah
satunya adalah gambar seekor burung garuda yang kaki-kakinya mencengkeram
seekor naga. Yang mengherankankan adalah adanya relief beberapa sosok manusia
dalam keadaan polos, tanpa busana sama sekali! Sesuatu yang cukup mencengangkan
jika mengingat budaya timur yang sangat kental dengan norma susila di
Indonesia. Ditambah lagi bila mengingat bahwa ini adalah candi, sebuah bangunan
yang identik sebagai tempat persembahyangan dan pemujaan dewa. Melongok ke
lorong gapura, sesaji bunga dan dupa berada di lantai, dekat sebuah relief
lingga dan yoni dalam sebentuk lingkaran rantai.
Mendekat ke candi
utama di teras ketiga, berdiri sebuah panggung batu setinggi pinggang orang
dewasa di sebelah kirinya. Terdapat menara batu di bagian depan panggung,
lagi-lagi berhiaskan relief-relief erotis dari sosok-sosok tanpa busana. Satu
sisi menara bergambarkan relief berbentuk tapal kuda dengan dua sosok manusia
di dalamnya. Oleh kebanyakan orang, relief ini dipercaya menggambarkan rahim
seorang wanita dengan sosok sebelah kiri melambangkan kejahatan dan sosok
sebelah kanan melambangkan kebajikan. Sebuah candi perwara berdiri di depan
candi utama. Memutar ke arah kanan, berdiri sosok patung (arca Gupala) tanpa
kepala. Gupala ini memegang "tombaknya" yang terlalu besar dibanding
ukuran tubuhnya, tidak proporsional. Wah!
Misteri Piramida
yang Terpotong
Satu lagi yang
menarik dari Candi Sukuh adalah arsitekturnya yang berbeda. Jika candi-candi
lain dibangun dengan bentuk yang menyimbolkan Gunung Meru, maka Candi Sukuh
memiliki tampilan yang sangat sederhana dengan bentuk trapesium. Dibangun pada
abad XV, beberapa saat sebelum runtuhnya Kerajaan Majapahit, candi ini lebih
menyerupai piramida suku bangsa Maya dari Amerika Tengah. Mungkinkah dua suku
bangsa berbeda dari dua benua yang berbeda bisa membuat bangunan dengan
arsitektur dan desain yang nyaris serupa? Ataukah memang ada pengaruh dari suku
Maya dalam pembangunan Candi Sukuh pada masa pemerintahan Raja Brawijaya ini?
Berbagai teori dan
dugaan pun bermunculan. Salah satunya menyebutkan bahwa candi ini dibangun pada
masa-masa ketika kejayaan Hindu mulai memudar. Sebagai akibatnya, pembangunan
Candi Sukuh dibuat dengan konsep kembali ke budaya Megalitikum pra sejarah.
Teori lain menyebutkan bahwa bentuk candi ini merupakan bagian dari cerita
pencarian tirta amerta (air kehidupan) yang terdapat dalam kitab Adiparwa,
yaitu kitab pertama Mahabharata. Sebuah piramida yang puncaknya terpotong
melambangkan Gunung Mandaragiri yang puncaknya dipotong dan dipergunakan untuk
mengaduk-aduk lautan mencari tirta amerta yang bisa memberikan kehidupan abadi
bagi siapapun yang meminumnya.
Berbagai misteri
dan pertanyaan memang masih menyelimuti Candi Sukuh. Tak hanya sekedar
berjalan-jalan di lereng gunung yang sejuk sambil menikmati arsitektur kuno
dari candi terakhir yang dibangun di Pulau Jawa. Berkeliling mencari jejak
cerita dan potongan bukti untuk menguak misteri sejarah masa lalu akan menjadi
salah satu pengalaman wisata yang menantang dan mengasyikkan.
Jadwal Buka
Senin - Minggu pk
08.00 - 17.00 WIB
Harga Tiket
Pengunjung
domestik: Rp 2.500
Pengunjung
mancanegara: Rp. 10.000
SOLO BATIK
CARNIVAL
Solo Batik
Carnival merupakan karnaval yang dilangsungkan setahun sekali dengan batik
sebagai materi utama penciptaan kostumnya.
SOLO BATIK
CARNIVAL
Batik merupakan
salah satu warisan budaya agung nenek moyang yang keberadaannya masih terus
lestari hingga kini. Salah satu tempat yang menjadi akar pertumbuhan batik
nusantara adalah Kota Solo yang juga pernah menjadi ibukota Keraton Surakarta
Hadiningrat. Guna lebih memperkenalkan Solo sebagai Kota Batik di mata
Indonesia maupun dunia, sejak tahun 2008 digelar lah sebuah perhelatan akbar
bertajuk Solo Batik Carnival (SBC). Gelaran tahunan ini diselenggarakan oleh
Solo Center Point Foundation dan Pemerintah Kota Surakarta.
Solo Batik
Carnival adalah karnaval berbasis masyarakat yang dirancang untuk menjadi
sebuah karnaval tingkat dunia. Awalnya, karnaval ini terinspirasi dari Jember
Fashion Carnaval (JFC), sebuah parade peragaan busana di jalanan. Karena itu
tak heran jika konsep keduanya hampir sama. Hanya saja yang membedakan adalah
dalam bahan utama pembuatan kostum. Sesuai dengan namanya Solo Batik Carnival,
batik dijadikan sebagai sumber ide sekaligus materi utama penciptaan kostum
karnaval yang fantastis. Sebelum mengikuti karnaval, setiap peserta diwajibkan
mengikuti workshop merancang kostum selama berbulan-bulan. Kostum karnaval yang
dirancang kemudian dipakai sendiri oleh para peserta dalam puncak acara Solo
Batik Carnival yang berlangsung di sepanjang Jalan Slamet Riyadi hingga Kantor
Balai Kota Solo.
Pada awal
pelaksanaannya, Solo Batik Carnival selalu dilakukan pada siang hari. Namun
mulai tahun ke-4 Solo Batik Carnival dilaksanakan pada malam hari. Kostum
berbahan utama batik yang mewah dan megah serta sorotan lampu warna-warni
menjadikan gelaran Solo Batik Carnival semakin istimewa. Tak heran jika ribuan
penonton berdatangan dari berbagai tempat dan memadati jalan yang dijadikan
sebagai lokasi parade. Tanggal pelaksanaan Solo Batik Carnival selalu berganti
tiap tahunnya, namun mulai tahun 2009 Solo Batik Carnival selalu dilaksanakan
pada bulan Juni.
Setiap tahunnya,
Solo Batik Carnival mengusung tema yang berbeda mulai dari "Topeng",
"Sekar Jagad", hingga "Keajaiban Legenda". Tema-tema
tersebut kemudian diterjemahkan melalui kostum rancangan peserta yang unik dan
kreatif. Corak batik klasik dipadukan dengan batik kontemporer dan dihiasi
dengan manik-manik serta mahkota menjadikan kostum makin semarak. Tak heran
jika saat mengikuti Chingay Festival di Singapura, delegasi Solo Batik Carnival
mendapat apresiasi meriah dari penonton. Saat ini Solo Batik Carnival terus
berbenah diri guna menjadi salah satu karnaval yang diperhitungkan di kancah
internasional.
BENGAWAN SOLO
Menyebut Bengawan
Solo akan langsung membawa ingatan pada lagu karya alm. Gesang. Sungai ini dulu
menjadi urat nadi kehidupan sebagian masyarakat Pulau Jawa, bahkan sempat
menjadi tempat mendarat si burung besi.
BENGAWAN SOLO -
Menyusuri Sungai Terpanjang di Pulau Jawa
Petualangan Kami
dimulai saat sang mentari masih tertidur nyenyak di balik cakrawala. Sambil
menunggu perahu yang akan mengantar, kami duduk di pinggir sungai menyaksikan
aktivitas warga yang mulai menggeliat. Jalur penyeberangan perahu Kampung
Sewu-Bekonang tempat kami akan memulai petualangan ini mulai ramai. Sebuah
perahu kayu berukuran cukup besar mondar-mandir mengantarkan para pedagang yang
akan pergi ke pasar, ataupun warga yang hendak menyeberang ke kampung tetangga.
Sebuah perahu kayu kecil merapat pelan. Waduh, ternyata perahu inilah yang akan
mengantar kami menyusuri sungai yang terbentuk sekitar empat juta tahun lalu
ini. Sedikit saja gerakan akan membuat perahu bergoyang. Namun setelah beberapa
dayungan, perasaan mulai rileks. Dayungan kayuh yang seirama membawa perahu
menyibak air sungai dan meluncur pelan mengikuti arus yang tenang. Temaram
langit fajar mulai menjadi terang.
Beberapa ratus
meter pertama, sungai ramai dengan warga dan berbagai aktivitas pagi mereka.
Keramahan khas penduduk desa sangat terasa. Beberapa orang penduduk menyirami
tanaman di pinggiran sungai yang disulap menjadi ladang, menggembala kambing
atau bebek, atau sekedar berkumpul di atas tanggul sambil berbincang dan
bersenda gurau. Sesekali perahu nelayan yang sedang mencari ikan melintas. Dulu
Bengawan Solo pernah tersohor sebagai surga ikan air tawar. Bahkan ada sekitar
30 jenis ikan yang tinggal dan berkembang biak di sungai ini. Namun sayang, kini
hanya beberapa jenis saja yang masih bertahan, diantaranya ikan jambal, gabus
dan ikan putihan.
Monster Ganas yang
Menyelamatkan Burung Garuda
Di balik riak
airnya yang tenang, Bengawan Solo menyimpan kekuatan yang dahsyat. Pada musim
penghujan, debit air sungai melonjak pesat dan bahkan meluap hingga ke
pemukiman warga. Rusaknya daerah hulu mengakibatkan air hujan langsung jatuh ke
dalam sungai dan menyebabkan pendangkalan dan meluapnya Waduk Gajah Mungkur.
Jika waduk meluap maka daerah hilir seperti Solo, Ngawi, Bojonegoro, Gresik dan
Lamongan akan kebanjiran.
Namun tidak
selamanya debit air yang tinggi membawa bencana. Ingatan Kami melayang kembali
ke tahun 2002. Saat itu bulan Januari ketika musim penghujan mencapai puncaknya
dan debit air Bengawan Solo cukup tinggi. Pesawat Garuda bernomer penerbangan
421 jurusan Ampenan-Yogyakarta sudah hampir mencapai tujuan di Bandara
Adisutjipto ketika tiba-tiba masuk ke dalam awan badai dan hujan, menyebabkan
kedua mesin pesawat mati mendadak. Pilot tidak memiliki pilihan selain
melakukan pendaratan darurat. Mendadak pilot melihat aliran Bengawan Solo di
bawahnya. Pesawat pun diarahkan ke sana, dan mendarat darurat di atas permukaan
sungai. Kedalaman sungai dan debit air yang tinggi di musim penghujan terbukti mampu
menyelamatkan seluruh penumpang yang berjumlah 54 orang.
Tak terasa
matahari semakin tinggi. Jarak Kampung Sewu-Jurug yang bisa ditempuh dalam
waktu 5 menit perjalanan darat ternyata memakan waktu hingga 1,5 jam. Setelah
berhenti sejenak di bawah Jembatan Jurug untuk beristirahat, perjalanan kembali
ke Kampung Sewu dimulai. Ternyata perjalanan ini lebih berat karena harus
menentang arus. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, namun pengalaman
yang kami dapat sangat luar biasa. Bengawan Solo ternyata masih menjadi pusat
kehidupan bagi sebagian warga. Mencari ikan, bertani di pinggiran sungai,
hingga menggembalakan ternak menjadi kegiatan mereka sehari-hari. Terlepas dari
keganasannya di musim penghujan, sungai legendaris ini tetap menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari warga yang tinggal di sepanjang alirannya.