Jumat, 03 Januari 2014

Rental / Sewa Mobil di Solo

SEWA / RENTAL MOBIL SOLO

Persaingan dunia otomotif  terutama sebagai jasa penyedia transpotasi Penyewaan Mobil atau sering kita dengar dengan Istilah Rental Mobil . Sewa Mobil Solo saat ini menjadi trend dan peluang usaha yang sangat menjanjikan di dunia traspotasi darat .

Hiruk pikuk persaingan antar pengelola rental mobil kian sehari semakin ketat dengan beberapa fasilitas yang mereka tawarkan mulai dari tersedianya beberapa armada mobil yang bisa menjadi pilihan calon custumer juga fasilitas sopir yang berpengalaman .

Dalam menyikapi persaingan usaha ini  banyak sekali Rental Mobil Solo memanfaatkan media Online untuk sebagai Media Pemasaran Untuk mendapatkan tamu dari dalam dan luar kota Solo, Media Online ini Merupakan Trend Baru di era tahun 2010 sampai 2012 di kalangan pengelola rental Mobil Kota Solo.

Bila anda sedang berkunjung di Kota Solo jangan ragu menghubungi kami untuk mencoba bersama Sewa Mobil Solo yang pasti kami siap memberikan pelayanan yang terbaik sehingga ANDA merasa nyaman senang dan puas dengan pelayanan Kami


Hubungi :
Muh. Ramelan
081329210973
085642223352







WISATA KOTA SOLO
Kota Solo Terletak Di Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta Atau Yang Lebih Dikenal Dengan Nama Solo Ini Terkenal Mempunyai Beberapa Tempat Pariwisata Yang Selalu Menarik Untuk Dikunjungi Bagi Para Wisatawan Baik Dari Dalam Maupun Luar Negeri. Solo Letaknya Yang Tidak Jauh Dari Kota Magelang Dan Yogyakarta. Di Mana Kedua Kota Tersebut Mempunyai Ikon Pariwisata Yang Sangat Terkenal, Misalnya Saja Candi Borobudur Yang Berada Di Antara Kota Magelang Dan Yogyakarta. Dan Memang Kedua Kota Ini Sudah Tidak Perlu Ditanyakan Lagi Karena Mempunyai Begitu Banyak Tempat Wisata Menarik, Yang Menjadikan Orang-Orang Yang Berkunjung Ke Kedua Kota Tersebut Sering Juga Singgah Ke Kota Solo Untuk Juga Menikmati Wisata Di Sana. Terdapat Banyak Tempat Wisata Kota Surakarta Yang Menarik Bagi Anda.

Solo Juga Terletak Di Jalur Yang Sangat Strategis, Yaitu Berada Di Tengah Jalur Perjalanan Semarang – Yogyakarta Dan Yogyakarta – Surabaya. Wilayah Di Sekitar Solo Sering Disebut Surakarta Karena Dulunya Merupakan Bekas Wilayah Karesidenan. Terletak Di Jalur Yang Sangat Strategis Menjadikan Solo Sering Dijadikan Tempat Singgah Bagi Orang-Orang Yang Melewatinya. Hal Ini Menjadikan Keberadaan Kota Solo Semakin Terkenal Ditambah Dengan Adanya Beberapa Tempat Wisata Di Solo Yang Sangat Menarik Untuk Dikunjungi Menjadikan Solo Kota Wisata Paling Ramai Di Jawa Tengah.

Bagi Anda Yang Tertarik Untuk Menikmati Berbagai Tempat Wisata Di Kota Solo Ini Berikut Daftar Tempat Wisata Di Solo Yang Bisa Anda Kunjungi.

Keraton Surakarta



Untuk Tempat Wisata Budaya Di Kota Solo Yang Dapat Anda Kunjungi Adalah Keraton Surakarta. Khusus Untuk Keraton Surakarta Ini Adalah Objek Yang Wajib Anda Kunjungi. Bernama Lengkap Keraton Surakarta Hadiningrat Yang Merupakan Istana Kasunanan Surakarta. Didirikan Sunan Pakubuwono II Pada Tahun 1744 Menggantikan Keraton Kartasura Yang Hancur Pada Tahun Sebelumnya. Keraton Surakarta Pernah Menjadi Saksi Penyerahan Kerajaan Mataram Kepada VOC Tahun 1749. Hingga Saat Ini Bangunan Ini Masih Dijadikan Tempat Tinggal Bagi Keluarga Keraton Yang Masih Menjalankan Tradisi Kerajaan. Sebagian Sudut Keraton Dijadikan Museum Untuk Menyimpan Barang-Barang Koleksi Kasunanan. Bangunan Keraton Ini Juga Termasuk Sebagai Bangunan Istana Jawa Dengan Arsitektur Terbaik.



KRATON SURAKARTA HADININGRAT


Sebagai salah satu rahim kebudayaan Jawa, Kraton Kasunanan Surakarta tetap berdiri tegak menjadi monumen kejayaan budaya Jawa Kuno dengan sentuhan Eropa yang menawan.

KRATON SURAKARTA HADININGRAT - Istana Jawa Kuno dengan Sentuhan Eropa

Kraton Surakarta Hadiningrat atau yang kemudian lebih dikenal sebagai Kraton Kasunanan Surakarta telah berdiri sejak ratusan tahun lalu. Kraton ini adalah “penerus” dari Kerajaan Mataram Islam. Setelah berganti-ganti pusat pemerintahan mulai dari Kotagede, Pleret hingga Kartasura, pemberontakan kuning oleh etnis Tionghoa memaksa Mataram untuk memindahkan Kratonnya ke Desa Sala. Konflik internal dan campur tangan Belanda kemudian memaksa kerajaan ini pecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta pada tahun 1755 melalui perjanjian Giyanti.

Perjalanan diawali dari gerbang Kraton paling utara yaitu gapura Gladag. Gapura ini dijaga oleh dua arca Dwarapala bersenjata gada. Menyusuri ruas jalan yang teduh dengan pohon beringin tua di kanan kirinya, Kami sampai di Alun-Alun Utara. Layaknya gaya khas sebuah tata kota tua, Kraton Kasunanan Surakarta terletak dalam satu kompleks dengan Alun-Alun dan Masjid Agung. Sebuah pendapa terbuka besar berdiri megah tepat di seberang alun-alun, sementara bangunan utama kraton berada di belakangnya. Di dalam bangunan utama ini terdapat sebuah museum yang dulunya merupakan kompleks perkantoran pada jaman Paku Buwono X. Bangunan ini terbagi atas 9 ruang pameran yang berisi aneka macam benda dan pusaka peninggalan Kraton, hingga diorama kesenian rakyat dan upacara pengantin kerajaan lengkap dengan berbagai macam peralatannya.

Sebuah lorong sempit menghubungkan museum dengan kompleks utama kraton. Untuk menghormati adat istiadatnya, kita tidak diperbolehkan mengenakan celana pendek, sandal, kaca mata hitam, dan baju tanpa lengan. Sandal juga dilepas dan kita harus berjalan tanpa alas kaki di atas pasir pelataran yang konon diambil dari Pantai Selatan. Pohon Sawo Kecik yang menaungi pelataran membuat udara senantiasa sejuk. Secara jarwa dhosok, nama pohon itu dimaknai sebagai lambang yang artinya sarwo becik atau serba baik. Yang menarik adalah patung-patung Eropa yang menghiasi istana sehingga menghasilkan kombinasi apik arsitektur Jawa Kuno dengan sentuhan Eropa. Patung-patung ini merupakan hadiah dari Belanda yang dulu memang memiliki hubungan sangat dekat dengan Kasunanan Surakarta. Sebuah menara tinggi di sebelah selatan pelataran bernama Panggung Songgobuwono menjadi ciri khas kraton ini.

Belum puas menjelajahi bangunan kraton, Kami meminta seorang tukang becak untuk mengantar mengelilingi seluruh kompleks kraton. Duduk santai di dalam becak menyusuri jalan-jalan di dalam kraton menjadi pengalaman tersendiri. Sampai di Alun-Alun Selatan, terlihat dua gerbong kereta tua terparkir disana, yaitu Kereta Pesiar Raja dan Kereta Jenazah. Namun gerbong-gerbong ini sudah tidak lagi berfungsi karena rel-relnya sudah banyak yang berubah menjadi pemukiman penduduk. Di sisi alun-alun yang lain, sekawanan kerbau putih yang terkenal dengan sebutan kebo bule Kyai Slamet terlihat asyik merumput. Kerbau-kerbau ini dianggap keramat oleh masyarakat Solo dan selalu diarak pada kirab sekatenan ataupun kirab malam 1 Sura.


Jadwal Buka
Senin - Kamis pk 09.00 - 14.00 WIB
Sabtu - Minggu pk 09.00 - 13.00 WIB

Harga Tiket
Bangsal Pagelaran: Rp 2.500
Museum: Rp 8.000
Ijin kamera/video: Rp 3.500
 

Grojogan Sewu Tawangmangu


Untuk Wisata Alam Dalam Daftar Tempat Wisata Di Solo Yang Paling Terkenal Adalah Tawangmangu Yang Terletak Di Dataran Tinggi Kota Solo. Suasana Tempat Ini Di Pagi Hari Sungguh Sangat Eksotis. Dengan Dinginnya Udara Khas Pegunungan Dan Kabut Yang Menyelimuti Memberikan Kesan Berbeda Yang Dapat Kita Rasakan. Di Tempat Ini Juga Sudah Difasilitasi Tempat Untuk Outbond. Terdapat Flying Fox, Arung Jeram, Kolam Pemancingan Dan Kereta Pohon. Di Sini Juga Terdapat Air Terjun Setinggi 81 M Yang Memang Sudah Terkenal Dan Banyak Orang Sudah Tau Bernama Grojogan Sewu.


TAWANGMANGU


Tawangmangu menawarkan keindahan alam dan kesejukan lereng Gunung Lawu. Menikmati hamparan persawahan pagi hari yang berkabut atau mencicipi sate kelinci di kawasan hulatan lindung Grojogan Sewu akan membuat Anda ketagihan.

TAWANGMANGU - Menikmati Segarnya Air Terjun Grojogan Sewu di Lereng Gunung Lawu

Meski berada di garis ekuator dengan suhu udara panas dan lembab, Indonesia dianugerahi dengan banyak pegunungan yang menawarkan kesejukan. Salah satunya adalah Tawangmangu, kurang lebih 37 km sebelah timur Solo. Meskipun terletak di lereng gunung, kawasan wisata ini termasuk salah satu yang paling mudah untuk dikunjungi. Angkutan bus umum hampir setiap saat siap mengantar para wisatawan sampai ke terminal utama. Perjalanan darat selama kurang lebih 1,5 jam dari terminal Solo sudah menjadi daya tarik tersendiri. Pemandangan indah areal persawahan di kiri dan kanan jalan siap menyapa begitu memasuki wilayah Karanganyar.

Suasana pagi Tawangmangu sangat indah dan eksotik. Udara dingin khas pegunungan dan kabut dari puncak gunung yang menyelimuti memberikan aura keindahan tersendiri. Berjalan-jalan sambil menikmati indahnya areal persawahan, melihat aktivitas penduduk di pagi hari, ataupun menjelajahi pasar sangat manjur untuk menghilangkan penat dari kesibukan sehari-hari. Tawangmangu juga populer dengan produksi sayur dan buah-buahan segar. Sawah-sawah yang ditanami sawi, wortel, lobak, strawberry, dan aneka hasil bumi lainnya membentang dimana-mana.

Kami juga mengunjungi sebuah air terjun setinggi 81 meter yang terletak di kawasan ini. Grojogan Sewu yang berarti "seribu air terjun", air terjun ini terletak di dalam sebuah kawasan hutan lindung seluas 20 ha. Area wisata ini juga dilengkapi dengan fasilitas flying fox, arung jeram kecil, duta playground dengan pemancingannya, dan arena outbond dengan taman lalu lintas dan kereta pohon. Tak hanya manusia, ribuan kera juga betah berlama-lama di sini. Mereka berkeliaran dengan bebas tanpa rasa takut pada manusia. Meskipun nampak jinak, namun kita harus tetap waspada karena sewaktu-waktu mereka bisa tiba-tiba mengambil tas ataupun barang bawaan lainnya.

Pedagang makanan dan minuman bertebaran di sekitar air terjun, siap menjadi tempat melepas lelah atau bersantai menikmati udara segar di bawah pepohonan rindang. Makanan yang paling terkenal adalah sate kelinci. Daging kelinci yang sedikit alot namun memiliki serat daging yang lembut dipadu dengan sambal kacang, irisan cabe dan bawang merah, disajikan bersama lontong. Menurut para ahli, selain rendah kolesterol daging kelinci juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Daging kelinci mengandung zat yang disebut senyawa kitotefin. Senyawa ini apabila digabungkan dengan senyawa lain seperti omega 3 dan 9 disinyalir bisa untuk menyembuhkan penyakit asma. Berdasarkan pengalaman beberapa orang, daging ini juga berkhasiat menurunkan kadar gula bagi para penderita diabetes, sementara otaknya berkhasiat sebagai penyubur kandungan wanita.

Jadwal Buka
Senin - Minggu pk 08.00 - 16.00 WIB
Idul Fitri pk 06.00 - 18.00 WIB

Harga Tiket
Pengunjung domestik: Rp 18.000
Pengunjung mancanegarak: Rp 18.000
Pelajar: Rp 9.000
 



CANDI CETHO

Berbeda dengan candi-candi lainnya, candi Hindu ini terkesan misterius dan sangat kental aura spiritualnya. Selain menjanjikan ketenangan dan keindahan pemandangan, perjalanan ke Candi Cetho adalah sebuah tantangan keberanian dan uji nyali tersendiri.

CANDI CETHO - Mencari Kebeningan Hati di Ketinggian 1400 m

Dalam bahasa Jawa, cetho berarti jelas atau jernih. Berada pada ketinggian 1400 meter di lereng Gunung Lawu, Candi Cetho hanya bisa dicapai melalui jalan aspal sempit, menanjak curam dan berkelok-kelok. Rasa was-was dan takut akan terbayar lunas begitu sampai di kompleks candi. Sejuknya udara pegunungan dan indahnya pemandangan alam akan menjadi teman setia menjelajahi Candi Cetho.

Gapura yang berdiri menjulang dengan anggun di bawah langit akan langsung membawa ingatan kita pada gapura-gapura di Pulau Dewata, Bali. Dua buah patung penjaga yang berbentuk mirip dengan patung pra sejarah berdiri membisu di bawahnya. Kawasan candi ini membentang pada sebuah lahan berundak dan dibangun pada akhir kekuasaan Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Brawijaya V. Di salah satu terasnya terdapat susunan batu dengan pahatan berbentuk matahari yang menggambarkan Surya Majapahit, lambang Kerajaan Majapahit. Candi ini pertama kali ditemukan sebagai reruntuhan batu dengan 14 teras berundak. Namun sekarang hanya tertinggal 13 teras, 9 diantaranya telah dipugar.

Sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, candi ini dihiasi dengan arca phallus yang menjadi symbol Siwa. Terdapat juga patung Brawijaya V serta penasehatnya dan susunan batu berbentuk lingga dan yoni berukuran dua meter. Bangunan utama berbentuk trapesium berada di teras paling atas. Sampai saat ini Candi Cetho masih dipergunakan oleh penduduk sekitar sebagai tempat beribadah. Mereka meletakkan sesajen di arca-arca kemudian naik ke teras tertinggi untuk ritual keagamaan. Harum bunga sesaji dan dupa ditambah dengan kabut yang sering turun menyelimuti area candi memberi kesan mistis.
Dewi Saraswati dari Bali

Kabut yang mulai menyelimuti dan awan tebal yang mulai berarak datang tidak menyurutkan niat Kami untuk menyambangi Puri Dewi Saraswati di kompleks ini. Keluar dari pintu samping, Kami naik lebih tinggi lagi ke atas bukit. Nafas terasa nyaris putus akibat mendaki bukit dengan setengah berlari. Sekitar 300 meter kemudian sampailah di puri yang lebih mirip seperti sebuah taman ini. Bangunan utamanya adalah lapangan terbuka berlantai batu. Sebuah kolam dengan patung Dewi Saraswati berdiri anggun di atasnya. Dengan latar belakang pohon-pohon pinus, patung Dewi Ilmu Pengetahuan sumbangan dari Propinsi Bali ini nampak memancarkan aura magis tersendiri. Di sebelah kanannya terdapat sebuah jalan kecil menuju ke Sendang Pundi Sari yang dulunya berfungsi sebagai tempat penyucian diri sebelum sembahyang di candi. Entah hawa apa yang membuat kami merasa betah berlama-lama berada di puri ini. Namun gerimis mulai turun, dan tidak terbayangkan perjalanan turun dalam guyuran air hujan. Kembali dengan setengah berlari kami menuruni bukit. Anehnya, setelah beberapa ratus meter turun, kabut lenyap dan matahari kembali bersinar.

Candi Cetho menjadi tempat yang sempurna bagi para traveler yang mencari kebeningan hati. Menyaksikan penduduk setempat melaksanakan ritual keagamaan di candi ini akan menjadi pengalaman tersendiri.

Jadwal Buka
Senin - Minggu pk 09.00 - 17.00 WIB

Harga Tiket
Pengunjung domestik: Rp 2.500
Pengunjung mancanegara: Rp 10.000



KAMPOENG BATIK LAWEYAN

   

Anda menyusuri sebuah kampung tua sambil berbelanja batik, melihat proses pembuatan batik serta mengagumi keindahan istana para saudagar batik tempo dulu.

KAMPOENG BATIK LAWEYAN - Menyusuri Kampoeng Batik nan Eksotik

Laweyan, sebuah kampung tua yang memiliki sejarah lebih panjang daripada Surakarta sendiri. Sudah ada sejak jaman Kerajaan Pajang pada abad XIV, Laweyan dulu adalah pusat perdagangan pakaian. Namanya berasal dari kata "lawe", berarti benang dari kapas yang dipintal. Seorang sesepuh desa bernama Kyai Ageng Henis adalah orang yang bisa dibilang paling berjasa bagi kemajuan daerah ini. Beliau tidak hanya mengajarkan ilmu agama, namun juga mengajarkan ilmu dan seni membatik pada masyarakat sekitar. Seni batik ini terus berkembang pesat hingga sekarang.

Memasuki kampung Laweyan, hampir seluruh rumah penduduk yang umumnya berukuran besar dan megah merangkap fungsi sebagai showroom batik. Mulai dari batik seharga puluhan ribu hingga jutaan rupiah bisa dibeli disini. Beberapa tempat bahkan menawarkan kesempatan untuk melihat langsung proses pembuatannya. Bagi yang ingin belajar membatik, jangan khawatir karena ada paket kursus singkat yang juga tersedia.

Masuk semakin dalam, tembok-tembok tua dan tinggi berdiri kokoh mengapit gang sempit. Dibaliknya berdiri istana para saudagar batik tempo dulu. Pada masa kejayaannya beberapa ratus tahun yang lalu para saudagar batik ini memang kaya raya, bahkan melebihi kekayaan para bangsawan kraton. Dengan kekayaannya itu, mereka berlomba-lomba membangun istananya masing-masing. Sebagian besar usaha para saudagar ini masih diteruskan oleh generasi berikutnya hingga sekarang. Memasuki showroom batik mereka, kita akan mendapatkan bonus tersendiri. Berbelanja batik sambil menikmati istana megah dengan arsitektur Jawa Kuno yang indah dalam pengaruh gaya Eropa, China dan Islam.

Tak hanya itu, Laweyan juga kaya akan situs sejarah. Kami sempat mengunjungi masjid tertua di Solo yang dibangun hampir 5 abad yang lalu, serta Museum Samanhudi, salah satu tokoh pergerakan nasional. Masih terus berbenah, Kampoeng Batik Laweyan dengan bermacam pesona wisata yang ditawarkan layak menjadi salah satu tujuan wisata Anda di Solo. Menyusuri kampung tua nan eksotik sambil memanjakan diri dengan aneka koleksi batik cantik akan menjadi pengalaman wisata yang tidak terlupakan.



PASAR TRIWINDU

Banyak traveler menyempatkan diri untuk berburu barang-barang antik di Pasar Triwindu ketika berwisata di Solo. Jika beruntung, kita bahkan bisa mendapatkan pusaka dari Kraton Surakarta.

PASAR TRIWINDU - Berburu Harta Karun di Surga Barang Antik

Sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, Solo memiliki banyak harta karun berupa barang-barang pusaka dan antik. Pasar Triwindu (sekarang bernama Pasar Windujenar) adalah salah satu pasar barang antik yang populer di Pulau Jawa. Persis di depan pintu masuk pasar, Anda akan disambut oleh patung laki-laki dan perempuan Jawa sedang duduk bersila di atas panggung batu.

Menyusuri lorong-lorong pasar dengan barang-barang antik yang bertaburan di kanan kirinya, akan membuat kita merasa berada di surga barang antik. Aneka koleksi kain batik, uang dan koin kuno, cap batik, gramofon tua dari Eropa, wayang-wayang yang terlukis di papan kayu tua, sepeda dari tahun 1930an, hingga berbagai benda yang diklaim sebagai fosil makhluk purba dari Sangiran bisa ditemukan disini. Tidak ketinggalan pula lukisan-lukisan tua, lampu minyak, patung-patung Budha, hingga setrika arang. Tidak hanya itu saja, pasar ini juga akan memberikan kepuasan tersendiri bagi para kolektor dan penggila otomotif karena bisa mendapatkan onderdil langka yang sudah tidak diproduksi lagi.

Tidak semua barang yang dijual di Pasar Triwindu merupakan barang yang benar-benar antik. Sebuah barang yang diklaim penjualnya berusia ratusan tahun mungkin saja baru dibuat beberapa minggu lalu. Namun jika beruntung, Anda bisa mendapatkan pusaka yang dulunya adalah milik kraton. Berbagai spekulasi berkembang mengenai keberadaan benda-benda milik kraton di pasar ini. Namun pihak kraton mengatakan bahwa benda-benda itu kemungkinan adalah benda yang dihadiahkan pada abdi dalem dan kemudian dijual, atau didapatkan oleh orang yang membeli dari kerabat kraton. Berbelanja di Pasar Triwindu sungguh membutuhkah ketelitian dan keahlian tawar-menawar, jadi jangan ragu untuk menawar setengah harga.

Sampai sekarang, Pasar Windujenar masih melayani sistem barter. Anda bisa menukar koleksi dengan barang antik yang lain, tentu saja dengan negosiasi dan kesepakatan tentang nilai barang yang ingin dibarter. Jika Anda wisatawan yang ingin membeli oleh-oleh, ataupun sekedar ingin menikmati suasana kota Solo yang sesungguhnya, Pasar Windujenar layak menjadi pilihan.


Jadwal Buka
Senin - Minggu pk 09.00 - 16.00 WIB



Pasar Klewer


Sebagai Pasar Batik Terbesar Di Indonesia, Pasar Klewer Sangat Sayang Jika Dilewatkan, Terutama Bagi Pecinta Wisata Belanja. Mulai Dari Batik Cap Kain Katun Seharga Belasan Ribu, Hingga Batik Tulis Sutra Seharga Jutaan Rupiah Tersedia Disini.

Pasar Klewer - Pasar Batik Nan Legendaris

Menurut Cerita, Jaman Penjajahan Dulu Pasar Klewer Berfungsi Sebagai Tempat Pemberhentian Kereta. Masyarakat Pun Memanfaatkannya Sebagai Tempat Untuk Menjual Berbagai Macam Produk Kepada Para Penumpang Hingga Akhirnya Terkenal Dengan Nama Pasar Slompretan. Kata Slompretan Berasal Dari Slompret (Terompet) Karena Suara Kereta Yang Akan Berangkat Mirip Dengan Suara Terompet Ditiup. Pasar Slompretan Ini Juga Dijejali Dengan Pedagang Kecil Yang Menjual Tekstil Khususnya Batik. Para Pedagang Ini Menjajakan Batiknya Dengan Cara Dipanggul Di Pundak, Sehingga Batiknya Terlihat Berkleweran Atau Berjuntaian. Seiring Dengan Perjalanannya, Pasar Ini Kemudian Lebih Terkenal Dengan Nama Pasar Klewer.

Pada Tahun 1970an, Pasar Ini Dibangun Menjadi Sebuah Bangunan Permanen Berlantai Dua Yang Cukup Luas. Pembeli Juga Akan Lebih Leluasa Berbelanja Karena Pasar Dengan Lebih Dari Dua Ribu Unit Kios Ini Memiliki Tangga-Tangga Yang Cukup Luas Sehingga Tidak Ada Kesan Berdesak-Desakan.
Pusat Grosir Batik Dan Tekstil Murah

Menyusuri Lorong-Lorong Yang Cukup Lebar Dari Satu Blok Ke Blok Yang Lainnya, Beragam Jenis Pakaian Berbahan Batik Seolah Memanggil Pengunjung Untuk Membelinya. Mulai Dari Jenis Kebaya, Kain, Baju Resmi, Hingga Kaos Batik, Daster, Blouse Cantik Dan Pakaian Anak-Anak. Tak Hanya Batik Solo, Pasar Ini Juga Memiliki Koleksi Batik Banyumas, Pekalongan, Madura, Yogyakarta, Dan Lain-Lain. Anda Dapat Dengan Mudah Menemukan Batik Cap Seharga Belasan Ribu Maupun Batik Tulis Kualitas Terbaik Dengan Harga Lebih Murah Dari Pada Butik-Butik Terkenal. Kemahiran Menawar Akan Sangat Membantu Mendapatkan Harga Terbaik. Tak Hanya Dijual Eceran, Kebanyakan Kios Juga Melayani Pembelian Grosir Dengan Harga Yang Jauh Lebih Murah.

Naik Ke Lantai Dua, Anda Akan Menemukan Aneka Jenis Tekstil, Seperti Seragam Sekolah, Kaos, Jaket, Dasi, Kain Bahan Katun Hingga Sutra. Uniknya, Di Pasar Ini Juga Terdapat Beberapa Orang Penjahit Yang Siap Menyulap Kain Yang Baru Saja Anda Beli Menjadi Jenis Pakaian Yang Anda Inginkan Dalam Waktu Kurang Dari Satu Hari.

Lelah Berbelanja Mengelilingi Pasar Tekstil Ini, Anda Bisa Berjalan Ke Depan Ataupun Samping Pasar. Berbagai Warung Makanan Siap Menjadi Tempat Melepas Lelah Sekaligus Mencicipi Aneka Makanan Khas Solo. Nasi Pecel, Nasi Liwet, Tengkleng, Timlo, Es Dawet, Es Gempol Dan Berbagai Jenis Makanan Dan Minuman Lainnya Siap Menjadi Penawar Dahaga Anda.
Tips Merawat Batik

Untuk Menjaga Dan Merawat Batik Anda Agar Tetap Cantik, Ada Beberapa Tips Yang Layak Dicoba.

1.    Hindari Mencuci Batik Menggunakan Mesin Cuci Dan Deterjen. Cucilah Dengan Tangan Menggunakan Shampo Yang Telah Dilarutkan Dalam Air Atau Sabun Mandi.
2.    Jemur Di Tempat Yang Teduh Tanpa Diperas Terlebih Dahulu. Hindari Menjemur Di Bawah Sinar Matahari Langsung Dan Biarkan Kering Secara Alami.
3.    Lapisi Batik Dengan Kain Lainnya Jika Hendak Disetrika. Hindarkan Terkena Panas Langsung Dari Setrikaan.
4.    Hindari Menyemprotkan Pewangi Pakaian, Pelembut Pakaian Ataupun Parfum Langsung Ke Batik.


Jadwal Buka
Senin - Minggu Pk 09.00 - 16.30 Wib
  


MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN

Sangiran, telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu World Heritage Site. Di situs ini ditemukan ribuan fosil yang jumlahnya hampir separo dari seluruh fosil manusia purba di dunia. Ke Sangiran, Anda seolah dibawa kembali ke masa ribuan tahun lalu.

MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN
Desa Sangiran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen
MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN - Perjalanan Menembus Waktu ke Jaman Manusia Purba

Situs Manusia Purba Sangiran terletak 18 km di sebelah utara Solo dengan luas kurang lebih 56 kilometer persegi. Tidak ada yang berbeda ketika memasuki kawasan ini. Rumah-rumah penduduk, sekolah, dan hutan-hutan kecil terlihat sama saja dengan wilayah lainnya. Baru setelah masuk semakin dalam nampak rumah-rumah penduduk yang juga berfungsi sebagai toko-toko suvenir khas benda peninggalan jaman purba.

Akhirnya sampailah Kami di Museum Purbakala Sangiran. Museum seluas 1,6 ha ini dibangun menempel pada sebuah bukit dan memutar sampai ke puncaknya. Kita harus berjalan mengitari lereng bukit untuk bisa sampai ke ruang pameran yang pertama. Ruang pameran yang pertama berada di dalam sebuah gua besar yang kemudian dibangun berdinding beton dan berisi gambar-gambar tentang bagaimana bumi terbentuk, fosil gigi dan tengkorak purba, tulang-tulang hewan purba, serta diorama evolusi manusia dan diorama contoh aktifitas manusia purba.

Keluar dari ruang pameran pertama, pengunjung harus mendaki puluhan anak tangga untuk mencapai ruang pameran kedua yang terletak di puncak bukit. Di ruang pameran kedua ini pengunjung bisa melihat berbagai jenis tengkorak manusia purba dari berbagai jaman dan tempat, tulang paha mammoth, tengkorak kerbau purba, berbagai jenis senjata, batu-batu fosil, dan lain sebagainya.
Situs Kunci Mempelajari Teori Evolusi Manusia

Situs Manusia Purba Sangiran berawal ketika pada tahun 1930an seorang antropologis Jerman bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald menemukan fosil-fosil manusia purba di Sangiran. Penemuan fosil-fosil dalam penggalian dan penelitian ini menguatkan teori adanya evolusi manusia dari manusia kera hingga menjadi manusia seperti saat ini. Paling tidak ditemukan fosil dari 5 jenis manusia purba yang berbeda. Penemuan ini sangat mencengangkan dan menjadi kunci utama dalam perkembangan teori evolusi manusia. Sangiran menjadi situs yang menyumbangkan hampir 50% dari penemuan fosil manusia pra sejarah di dunia.

Tak hanya manusia dan kehidupan pra sejarah, ditemukan juga fosil makhluk bawah laut sehingga menimbulkan teori bahwa Pulau Jawa terangkat dari dasar laut jutaan tahun yang lalu. Bahkan pada tahun 1980an, para ilmuwan digemparkan dengan penemuan fosil utuh seekor mammoth dengan tinggi 4 meter. Fosil ini sekarang disimpan di Museum Geologi Bandung. Karena kontribusi terhadap dunia arkeologi, antropologi, geologi dan ilmu pengetahuan yang begitu besar, UNESCO menetapkan Sangiran sebagai Warisan Kebudayaan Dunia ke 593 pada 5 Desember 1996 di Merida, Meksiko. Kemudian dibangunlah Museum Manusia Purbakala untuk menyimpan dan memamerkan fosil-fosil yang ditemukan.

Puluhan kios berjajar di depan museum, tempat para penduduk setempat menjual suvenir dan cinderamata khas peninggalan pra sejarah, mulai dari benda-benda yang diklaim sebagai tulang dan gigi manusia ataupun hewan purba, patung-patung dari tanah endapan dengan serat daun tumbuhan purba, hingga aneka kalung, gelang dan perhiasan dari batu-batu kali dan kayu fosil. Terdapat juga gardu pandang dimana kita bisa menikmati pemandangan hampir seluruh area situs Sangiran.


Jadwal Buka
Selasa - Minggu pk 08.00 - 16.00 WIB

Harga Tiket
Pengunjung domestik: Rp. 3.000
Pengunjung mancanegara: Rp. 7.500


MUSEUM BATIK KUNO DANAR HADI


UNESCO telah menetapkan batik sebagai salah satu warisan budaya asli Indonesia. Museum Batik Danarhadi adalah museum batik terbaik dan terlengkap di dunia, memiliki lebih dari sepuluh ribu helai kain batik, salah satunya adalah Batik Snow White.

MUSEUM BATIK KUNO DANAR HADI
Jl. Slamet Riyadi 261 Surakarta
Phone: +62 271 714326

MUSEUM BATIK KUNO DANAR HADI - Museum Batik Terlengkap di Dunia

Batik sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Teknik pewarnaan kain ini menggunakan lilin batik (malam) untuk mencegah masuknya warna di bagian-bagian tertentu. Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai salah satu Warisan Kebudayaan Dunia. Didorong oleh kecintaannya terhadap batik, Haji Santosa Doellah yang juga pemilik usaha Batik Danarhadi ini mengumpulkan batik dari seluruh penjuru negeri. Hingga kini koleksinya sudah mencapai lebih dari sepuluh ribu lembar kain batik kuno, 600 di antaranya dipamerkan di Museum Batik Danarhadi.
Dari Batik Kraton, Batik Belanda, hingga Batik Tiga Negeri

Seorang pemandu menyapa dengan ramah dan kemudian mendampingi tour 1,5 jam menjelajah museum. Ruang galeri pertama berisi koleksi Batik Belanda yang sebagian besar berbentuk sarung dengan dominasi motif bunga, dedaunan, hewan terutama burung dan kupu-kupu. Batik Belanda umumnya tampil dengan warna-warna cerah seperti merah, hijau, oranye, dan merah jambu. Di dinding terpajang foto-foto orang Belanda yang sedang mengenakan kain batik.

Ruang galeri kedua dipenuhi dengan koleksi Batik Kraton, baik Kraton Surakarta, Mangkunegaran, Yogyakarta, maupun Pakualaman. Motif batik dari keempat kraton ini hampir sama, hanya modifikasi motif dan cara pemakaiannya saja yang berbeda. Ada pula koleksi yang disebut dengan Batik Tiga Negeri. Batik yang menggunakan tiga warna yaitu merah, biru, dan coklat ini ternyata dibuat di tiga tempat yang berbeda. Pemberian warna merah dikerjakan di Lasem, warna biru di Pekalongan, sementara warna coklat di Solo. Karena itulah jenis batik ini dinamakan Batik Tiga Negeri.

Koleksi lain yang bisa dinikmati adalah Batik China, Batik Jawa Hokokai (batik yang terpengaruh oleh kebudayaan Jepang), Batik Pesisir (Kudus, Lasem, Pekalongan), Batik Sumatra, Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Kontemporer, dan berbagai jenis batik lainnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah Batik Cirebon. Selain pengaruh China, jenis batik ini memiliki motif-motif sayap yang menunjukkan pengaruh budaya Hindu dari Kerajaan Mataram Kuno.

Yang tidak boleh dilewatkan adalah koleksi spesial museum ini. Ada beberapa koleksi batik kuno dengan motif unik yang terinspirasi oleh cerita rakyat ataupun cerita legenda. Salah satunya adalah motif Snow White. Batik ini dibuat dengan motif berupa gambar-gambar yang bertutur tentang cerita Snow White. Cerita dimulai ketika ibu tiri Snow White diberitahu oleh cermin ajaib bahwa Snow White adalah wanita tercantik di negeri mereka. Ini membuat sang ibu tiri marah dan membuangnya ke dalam hutan. Gambar-gambar terus berlanjut menceritakan kehidupan Snow White di dalam hutan bersama tujuh kurcaci, makan apel beracun, sampai dengan pertemuannya dengan pangeran yang membangunkannya dari tidur panjang. Batik Snow White yang termasuk dalam jenis Batik Belanda ini didesain oleh wanita Indo-Belanda pada pertengahan abad ke 19. Meskipun demikian, pengerjaannya tetaplah dikerjakan oleh orang-orang Indonesia. Selain itu masih ada beberapa batik dengan motif yang bercerita tentang Hans and Gretel, Little Red Riding Hood, dan bahkan cerita Perang Diponegoro.
One Stop Batik Shopping

Pemandu tour kemudian membawa Kami ke bagian belakang museum. Suasana kontras langsung terasa. Keanggunan ruang pameran berganti dengan suasana pabrik yang dinamis. Di ruang besar tanpa sekat itu ratusan orang sibuk mengerjakan proses pembuatan batik dari awal sampai akhir. Bila ingin mempelajari teknik pembuatan ini lebih dalam lagi, museum juga menawarkan paket workshop pembuatan batik tulis satu warna selama 5 hari.

Puas menikmati koleksi batik-batik antik dan menyaksikan proses pembuatan batik yang rumit, mata kemudian dimanjakan oleh koleksi batik cantik dalam berbagai produk. Kemeja resmi, gaun-gaun cantik, hingga sarung bantal dan aneka produk lainnya bisa dibeli disini. Museum Batik Danarhadi dengan konsep One Stop Batik Shopping ini benar-benar menjadi surga wisata bagi para pecinta batik, baik lokal maupun internasional.


Jadwal Buka
Senin - Minggu pk 09.00 - 16.30 WIB

Harga Tiket
Pengunjung domestik: Rp. 25.000
Pengunjung mancanegara: Rp. 25.000
Pelajar: Rp. 15.000
 


 CANDI SUKUH



Candi Sukuh merupakan salah satu candi paling menarik di Asia Tenggara. Candi ini penuh dengan ornamen erotis. Yang tidak kalah unik, bangunannya mirip dengan piramid Suku Maya di Amerika Tengah. Sayang, candi ini belum banyak diketahui orang.

CANDI SUKUH - Candi Erotis yang Belum Banyak Diketahui

Tidak seperti Candi Khajuraho di India yang sudah mendunia, Candi Sukuh memang belum banyak diketahui orang. Jangankan Anda, orang Jogja saja masih banyak yang tidak mengetahui keberadaan candi ini. Mungkin karena letaknya yang terpencil di lereng Gunung Lawu pada ketinggian lebih dari seribu meter dpl. Dari Terminal Tirtonadi Solo, Anda bisa naik bis umum jurusan Solo-Tawangmangu dan turun di Karang Pandan, dilanjutkan dengan minibus jurusan Kemuning dan disambung dengan ojek hingga ke kawasan candi. Bila membawa kendaraan sendiri, disarankan untuk memakai mobil diesel bertenaga 2000 cc atau lebih untuk memudahkan perjalanan melewati beberapa tanjakan curam.

Relief Tanpa Busana dan Patung Tanpa Kepala

Kompleks candi tidak begitu luas. Menempati sebidang tanah berundak, gapura utama Sukuh tidak berada tepat ditengah melainkan di sebelah kanan depan. Sisi kanan dan kiri dihiasi dengan beberapa relief. Sebuah tangga batu yang cukup tinggi membawa Kami ke lorong gapura yang ternyata dihalangi dengan rantai. Untuk naik ke teras kedua, Kami harus turun lagi dan berjalan memutar lewat sebelah kanan. Dari teras kedua barulah nampak dengan jelas bentuk relief di sisi gapura ini. Salah satunya adalah gambar seekor burung garuda yang kaki-kakinya mencengkeram seekor naga. Yang mengherankankan adalah adanya relief beberapa sosok manusia dalam keadaan polos, tanpa busana sama sekali! Sesuatu yang cukup mencengangkan jika mengingat budaya timur yang sangat kental dengan norma susila di Indonesia. Ditambah lagi bila mengingat bahwa ini adalah candi, sebuah bangunan yang identik sebagai tempat persembahyangan dan pemujaan dewa. Melongok ke lorong gapura, sesaji bunga dan dupa berada di lantai, dekat sebuah relief lingga dan yoni dalam sebentuk lingkaran rantai.

Mendekat ke candi utama di teras ketiga, berdiri sebuah panggung batu setinggi pinggang orang dewasa di sebelah kirinya. Terdapat menara batu di bagian depan panggung, lagi-lagi berhiaskan relief-relief erotis dari sosok-sosok tanpa busana. Satu sisi menara bergambarkan relief berbentuk tapal kuda dengan dua sosok manusia di dalamnya. Oleh kebanyakan orang, relief ini dipercaya menggambarkan rahim seorang wanita dengan sosok sebelah kiri melambangkan kejahatan dan sosok sebelah kanan melambangkan kebajikan. Sebuah candi perwara berdiri di depan candi utama. Memutar ke arah kanan, berdiri sosok patung (arca Gupala) tanpa kepala. Gupala ini memegang "tombaknya" yang terlalu besar dibanding ukuran tubuhnya, tidak proporsional. Wah!

Misteri Piramida yang Terpotong

Satu lagi yang menarik dari Candi Sukuh adalah arsitekturnya yang berbeda. Jika candi-candi lain dibangun dengan bentuk yang menyimbolkan Gunung Meru, maka Candi Sukuh memiliki tampilan yang sangat sederhana dengan bentuk trapesium. Dibangun pada abad XV, beberapa saat sebelum runtuhnya Kerajaan Majapahit, candi ini lebih menyerupai piramida suku bangsa Maya dari Amerika Tengah. Mungkinkah dua suku bangsa berbeda dari dua benua yang berbeda bisa membuat bangunan dengan arsitektur dan desain yang nyaris serupa? Ataukah memang ada pengaruh dari suku Maya dalam pembangunan Candi Sukuh pada masa pemerintahan Raja Brawijaya ini?

Berbagai teori dan dugaan pun bermunculan. Salah satunya menyebutkan bahwa candi ini dibangun pada masa-masa ketika kejayaan Hindu mulai memudar. Sebagai akibatnya, pembangunan Candi Sukuh dibuat dengan konsep kembali ke budaya Megalitikum pra sejarah. Teori lain menyebutkan bahwa bentuk candi ini merupakan bagian dari cerita pencarian tirta amerta (air kehidupan) yang terdapat dalam kitab Adiparwa, yaitu kitab pertama Mahabharata. Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang puncaknya dipotong dan dipergunakan untuk mengaduk-aduk lautan mencari tirta amerta yang bisa memberikan kehidupan abadi bagi siapapun yang meminumnya.

Berbagai misteri dan pertanyaan memang masih menyelimuti Candi Sukuh. Tak hanya sekedar berjalan-jalan di lereng gunung yang sejuk sambil menikmati arsitektur kuno dari candi terakhir yang dibangun di Pulau Jawa. Berkeliling mencari jejak cerita dan potongan bukti untuk menguak misteri sejarah masa lalu akan menjadi salah satu pengalaman wisata yang menantang dan mengasyikkan.


Jadwal Buka
Senin - Minggu pk 08.00 - 17.00 WIB

Harga Tiket
Pengunjung domestik: Rp 2.500
Pengunjung mancanegara: Rp. 10.000



SOLO BATIK CARNIVAL


Solo Batik Carnival merupakan karnaval yang dilangsungkan setahun sekali dengan batik sebagai materi utama penciptaan kostumnya.

SOLO BATIK CARNIVAL

Batik merupakan salah satu warisan budaya agung nenek moyang yang keberadaannya masih terus lestari hingga kini. Salah satu tempat yang menjadi akar pertumbuhan batik nusantara adalah Kota Solo yang juga pernah menjadi ibukota Keraton Surakarta Hadiningrat. Guna lebih memperkenalkan Solo sebagai Kota Batik di mata Indonesia maupun dunia, sejak tahun 2008 digelar lah sebuah perhelatan akbar bertajuk Solo Batik Carnival (SBC). Gelaran tahunan ini diselenggarakan oleh Solo Center Point Foundation dan Pemerintah Kota Surakarta.

Solo Batik Carnival adalah karnaval berbasis masyarakat yang dirancang untuk menjadi sebuah karnaval tingkat dunia. Awalnya, karnaval ini terinspirasi dari Jember Fashion Carnaval (JFC), sebuah parade peragaan busana di jalanan. Karena itu tak heran jika konsep keduanya hampir sama. Hanya saja yang membedakan adalah dalam bahan utama pembuatan kostum. Sesuai dengan namanya Solo Batik Carnival, batik dijadikan sebagai sumber ide sekaligus materi utama penciptaan kostum karnaval yang fantastis. Sebelum mengikuti karnaval, setiap peserta diwajibkan mengikuti workshop merancang kostum selama berbulan-bulan. Kostum karnaval yang dirancang kemudian dipakai sendiri oleh para peserta dalam puncak acara Solo Batik Carnival yang berlangsung di sepanjang Jalan Slamet Riyadi hingga Kantor Balai Kota Solo.

Pada awal pelaksanaannya, Solo Batik Carnival selalu dilakukan pada siang hari. Namun mulai tahun ke-4 Solo Batik Carnival dilaksanakan pada malam hari. Kostum berbahan utama batik yang mewah dan megah serta sorotan lampu warna-warni menjadikan gelaran Solo Batik Carnival semakin istimewa. Tak heran jika ribuan penonton berdatangan dari berbagai tempat dan memadati jalan yang dijadikan sebagai lokasi parade. Tanggal pelaksanaan Solo Batik Carnival selalu berganti tiap tahunnya, namun mulai tahun 2009 Solo Batik Carnival selalu dilaksanakan pada bulan Juni.

Setiap tahunnya, Solo Batik Carnival mengusung tema yang berbeda mulai dari "Topeng", "Sekar Jagad", hingga "Keajaiban Legenda". Tema-tema tersebut kemudian diterjemahkan melalui kostum rancangan peserta yang unik dan kreatif. Corak batik klasik dipadukan dengan batik kontemporer dan dihiasi dengan manik-manik serta mahkota menjadikan kostum makin semarak. Tak heran jika saat mengikuti Chingay Festival di Singapura, delegasi Solo Batik Carnival mendapat apresiasi meriah dari penonton. Saat ini Solo Batik Carnival terus berbenah diri guna menjadi salah satu karnaval yang diperhitungkan di kancah internasional.


  


BENGAWAN SOLO


Menyebut Bengawan Solo akan langsung membawa ingatan pada lagu karya alm. Gesang. Sungai ini dulu menjadi urat nadi kehidupan sebagian masyarakat Pulau Jawa, bahkan sempat menjadi tempat mendarat si burung besi.


BENGAWAN SOLO - Menyusuri Sungai Terpanjang di Pulau Jawa

Petualangan Kami dimulai saat sang mentari masih tertidur nyenyak di balik cakrawala. Sambil menunggu perahu yang akan mengantar, kami duduk di pinggir sungai menyaksikan aktivitas warga yang mulai menggeliat. Jalur penyeberangan perahu Kampung Sewu-Bekonang tempat kami akan memulai petualangan ini mulai ramai. Sebuah perahu kayu berukuran cukup besar mondar-mandir mengantarkan para pedagang yang akan pergi ke pasar, ataupun warga yang hendak menyeberang ke kampung tetangga. Sebuah perahu kayu kecil merapat pelan. Waduh, ternyata perahu inilah yang akan mengantar kami menyusuri sungai yang terbentuk sekitar empat juta tahun lalu ini. Sedikit saja gerakan akan membuat perahu bergoyang. Namun setelah beberapa dayungan, perasaan mulai rileks. Dayungan kayuh yang seirama membawa perahu menyibak air sungai dan meluncur pelan mengikuti arus yang tenang. Temaram langit fajar mulai menjadi terang.

Beberapa ratus meter pertama, sungai ramai dengan warga dan berbagai aktivitas pagi mereka. Keramahan khas penduduk desa sangat terasa. Beberapa orang penduduk menyirami tanaman di pinggiran sungai yang disulap menjadi ladang, menggembala kambing atau bebek, atau sekedar berkumpul di atas tanggul sambil berbincang dan bersenda gurau. Sesekali perahu nelayan yang sedang mencari ikan melintas. Dulu Bengawan Solo pernah tersohor sebagai surga ikan air tawar. Bahkan ada sekitar 30 jenis ikan yang tinggal dan berkembang biak di sungai ini. Namun sayang, kini hanya beberapa jenis saja yang masih bertahan, diantaranya ikan jambal, gabus dan ikan putihan.
Monster Ganas yang Menyelamatkan Burung Garuda

Di balik riak airnya yang tenang, Bengawan Solo menyimpan kekuatan yang dahsyat. Pada musim penghujan, debit air sungai melonjak pesat dan bahkan meluap hingga ke pemukiman warga. Rusaknya daerah hulu mengakibatkan air hujan langsung jatuh ke dalam sungai dan menyebabkan pendangkalan dan meluapnya Waduk Gajah Mungkur. Jika waduk meluap maka daerah hilir seperti Solo, Ngawi, Bojonegoro, Gresik dan Lamongan akan kebanjiran.

Namun tidak selamanya debit air yang tinggi membawa bencana. Ingatan Kami melayang kembali ke tahun 2002. Saat itu bulan Januari ketika musim penghujan mencapai puncaknya dan debit air Bengawan Solo cukup tinggi. Pesawat Garuda bernomer penerbangan 421 jurusan Ampenan-Yogyakarta sudah hampir mencapai tujuan di Bandara Adisutjipto ketika tiba-tiba masuk ke dalam awan badai dan hujan, menyebabkan kedua mesin pesawat mati mendadak. Pilot tidak memiliki pilihan selain melakukan pendaratan darurat. Mendadak pilot melihat aliran Bengawan Solo di bawahnya. Pesawat pun diarahkan ke sana, dan mendarat darurat di atas permukaan sungai. Kedalaman sungai dan debit air yang tinggi di musim penghujan terbukti mampu menyelamatkan seluruh penumpang yang berjumlah 54 orang.

Tak terasa matahari semakin tinggi. Jarak Kampung Sewu-Jurug yang bisa ditempuh dalam waktu 5 menit perjalanan darat ternyata memakan waktu hingga 1,5 jam. Setelah berhenti sejenak di bawah Jembatan Jurug untuk beristirahat, perjalanan kembali ke Kampung Sewu dimulai. Ternyata perjalanan ini lebih berat karena harus menentang arus. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, namun pengalaman yang kami dapat sangat luar biasa. Bengawan Solo ternyata masih menjadi pusat kehidupan bagi sebagian warga. Mencari ikan, bertani di pinggiran sungai, hingga menggembalakan ternak menjadi kegiatan mereka sehari-hari. Terlepas dari keganasannya di musim penghujan, sungai legendaris ini tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari warga yang tinggal di sepanjang alirannya.